Kenali Penyebab Anak Tidak Bisa Diam dan Cara Menghadapinya

Kemungkinan penyebab anak tidak bisa diam adalahi ADHD, kualitas tidur yang buruk, hipertiroidisme, hingga stres. Untuk mengatasinya, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan.

Anak aktif bisa menjadi pertanda tumbuh kembangnya berjalan dengan baik dan sehat. Namun, jika terlalu aktif hingga anak tidak bisa diam, sebaiknya Anda perlu waspada.

Tidak sedikit orangtua yang mempertanyakan bahwa anak tidak bisa diam apakah hiperaktif. Faktanya tidak selalu demikian. Beberapa hal mendasar, seperti kurang tidur hingga stres, pun dapat menyebabkan anak terlalu aktif.

Penyebab Anak Tidak Bisa Diam

Anak terlalu aktif di bawah usia 5-6 tahun (balita dan prasekolah) terkadang merupakan hal yang normal. 

Walaupun begitu, Anda perlu waspada terhadap sejumlah kondisi yang dapat membuat anak tidak bisa diam, seperti:

1. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) adalah gangguan mental yang menyebabkan anak sulit memusatkan perhatian, hiperaktif, dan berperilaku impulsif. Kondisi tersebut dapat ditandai dengan:

• Anak tidak bisa duduk tenang

• Menggerak-gerakkan tangan atau kaki berulang kali

• Sering mondar-mandir atau berlarian

• Sulit berhenti berbicara

• Suka menyela pembicaraan

• Sulit menunggu giliran

• Mengganggu permainan atau aktivitas orang lain.

Gejala ADHD pada anak biasanya dimulai sebelum usia 12 tahun. Namun, pada sebagian anak, gejalanya terlihat sejak usia 3 tahun.

Anak tidak bisa diam atau terlalu aktif dapat didiagnosis menderita ADHD oleh dokter jika mereka mengalami masalah pada dua lingkungan, misalnya lingkungan keluarga dan sekolah.

Anda juga harus mempertimbangkan tingkat perhatian dan tingkat perkembangan yang sesuai dengan usia anak.

Selain itu, ADHD juga memiliki kemungkinan diturunkan di dalam keluarga (genetik) atau adanya masalah dalam sistem saraf pusat anak.

2. Kualitas tidur yang buruk

Berbeda dari orang dewasa, ternyata kurang tidur bisa membuat anak terlalu aktif.

Entah karena melewatkan tidur siang atau terlambatnya waktu tidur malam, membuat anak yang mengantuk tampak lebih bersemangat dari sebelumnya.

Hal itu bukan terjadi tanpa alasan. Ketika seorang anak kurang tidur, tubuh merespons dengan membuat lebih banyak hormon kortisol dan adrenalin sehingga membuatnya tetap terjaga. 

Maka dari itu, anak harus tidur dengan cukup untuk menjaga kesehatan dan pertumbuhannya.

3. Hipertiroidisme

Hipertiroidisme adalah kondisi ketika kelenjar tiroid terlalu aktif sehingga menghasilkan terlalu banyak hormon. Kondisi ini bisa memicu kecemasan dan hiperaktif pada anak yang membuatnya tidak bisa diam.

Kelenjar tiroid yang terlalu aktif juga bisa membesar sehingga terasa dan terlihat seperti benjolan di bagian depan leher, terutama saat anak menelan.

Bukan hanya menjadi hiperaktif, gejala hipertiroid pada anak dapat ditandai dengan penurunan berat badan, jantung berdetak cepat, tekanan darah meningkat, tremor, berkeringat, mudah marah, sulit konsentrasi, lebih sering buang air besar, atau susah tidur.

4. Masalah pendengaran atau penglihatan

Selanjutnya, penyebab anak tidak bisa diam adalah masalah pendengaran atau penglihatan. 

Memiliki masalah penglihatan bisa membuat anak tidak fokus melihat suatu objek, misalnya penglihatan ganda atau buram. Kondisi tersebut dapat menyebabkan anak cemas sehingga tidak bisa diam.

Selain itu, telinga bagian dalam yang tidak berfungsi dengan baik juga bisa membuat anak super aktif. Gangguan tersebut akan menyebabkan anak terus bergerak sesukanya.

5. Stres

Selain berbagai alasan di atas, bisa jadi anak terlalu aktif itu tandanya stres. Sebab, kondisi yang penuh tekanan dapat menyebabkan anak merasa cemas. Akibatnya, mereka menjadi lebih aktif, bahkan tidak bisa duduk tenang.

Ketika anak stres, mereka juga bisa mengalami hilang nafsu makan, sakit kepala, sakit perut, sering mengompol, hingga mimpi buruk.

Selain itu, anak menjadi lebih mudah marah, menangis, berperilaku agresif, tidak bisa mengontrol emosi, dan menarik diri dari lingkungan sosialnya.

6. Kurang melakukan aktivitas fisik

Anak-anak bisa menjadi gelisah jika tidak mendapatkan aktivitas fisik yang cukup untuk membakar energi mereka. Akibatnya, mereka akan kesulitan untuk duduk diam.

Oleh sebab itu, ajak anak menyalurkan energinya melalui kegiatan fisik yang menyenangkan, seperti bermain sepeda atau berlari mengelilingi taman.

7. Masalah Emosional

Masalah emosional sering kali terlihat seperti gangguan perilaku pada anak. Anak yang memiliki gangguan kecemasan atau trauma akibat peristiwa menakutkan bisa menjadi sulit untuk duduk diam dan berkonsentrasi.

Jika Anda menduga anak tidak bisa diam karena masalah emosional, sebaiknya cari bantuan profesional agar mereka mendapatkan perawatan yang tepat.

Selain itu, mengonsumsi terlalu banyak gula juga disebut-sebut bisa menjadi penyebab anak tidak bisa duduk diam. Namun, tidak ada penelitian yang mendukung klaim tersebut. 

Beberapa penelitian yang menguji perilaku anak yang diberi asupan gula dengan pengganti gula tidak menemukan perbedaan di antara keduanya. 

Walaupun begitu, anak tidak boleh mengonsumsi gula secara berlebihan karena dikhawatirkan bisa menimbulkan masalah kesehatan.

Ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan jika seorang anak terlalu aktif dan memiliki kontrol diri yang buruk. 

Sebagai orangtua, Anda bersama dokter juga perlu memastikan anak tidak memiliki masalah penglihatan atau pendengaran, cedera kepala, kadar timbal yang tinggi, atau paparan obat.

Perlukah anak tidak bisa diam menjalani terapi?

Sebelum membawa anak yang terlalu aktif untuk menjalani terapi tanpa basis yang jelas, sebaiknya Anda perlu memerhatikan beberapa hal berikut.

• Apakah anak memiliki dorongan impulsif parah yang bisa membuatnya dalam bahaya, misalnya berlari ke tengah lalu lintas atau melompat dari tembok tinggi.

• Apakah anak tidak bisa diam menunjukkan gejala yang mengganggu fungsi kesehariannya, seperti kesulitan berteman dan belajar, atau tidak mengikuti aturan pada lebih dari satu lingkungan (misalnya di rumah dan sekolah).

• Saat anak memasuki usia prasekolah (usia 3-4 tahun), apakah tingkat aktivitasnya menghalangi interaksi dan hubungannya dengan orang lain. Misalnya, anak terlalu aktif hingga kesulitan bermain bersama dan tidak mampu bergiliran dengan anak-anak lain.

• Apakah tingkat aktivitasnya mempengaruhi kemampuannya untuk belajar, misalnya anak bergerak terlalu sering dan cepat sehingga kesulitan untuk menerima informasi atau belajar memecahkan masalah.

Jika hal-hal di atas membuat Anda khawatir, barulah Anda dapat membawa si kecil ke dokter anak untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Cara Menghadapi Anak yang Tidak Bisa Diam

Ada beberapa cara menghadapi anak super aktif yang dapat Anda lakukan. Cara ini diharapkan dapat membuatnya fokus dan lebih tenang.

• Tetapkan rutinitas, terutama pada waktu transisi dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya. Misalnya, sebelum naik mobil untuk pergi ke suatu tempat. Ingatkan anak bahwa sudah hampir waktunya untuk pergi. Bantu anak mengakhiri aktivitas yang sedang ditekuninya dan minta mereka memilih buku atau mainan untuk dibawa ke dalam mobil untuk mengalihkan perhatiannya. Rutinitas akan membantunya mengetahui apa yang diharapkan dan mempersiapkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

• Pastikan anak Anda cukup tidur karena anak-anak cenderung lebih aktif dan mudah terganggu ketika mereka lelah.

• Jangan lewatkan waktu sarapan. Kekurangan nutrisi juga dapat menjadi penyebab anak tidak bisa diam dan sulit fokus belajar di sekolah.

• Ajak anak melakukan permainan yang aman dan aktif, seperti pergi ke taman bermain, membuat rintangan dalam ruangan dengan bantal yang bisa mereka panjat, atau berkemah di halaman rumah.

• Jadikan aktivitas membaca lebih interaktif. Dorong anak untuk membalik halaman, menunjukkan binatang atau benda dalam gambar. Seiring pertumbuhannya, anak dapat mulai memerankan cerita yang nereka baca.

• Mintalah bantuan anak untuk melakukan aktivitas sehari-hari, seperti meletakkan sendok di atas meja atau membereskan mainan.

• Beri anak waktu untuk bersantai sebelum tidur. Mulailah membatasi bermain aktif setidaknya satu jam sebelum tidur dan 30 menit sebelum tidur siang. Ajak anak terlibat dalam aktivitas yang tenang dan menenangkan.

Anak-anak yang terlalu aktif umumnya hanya perlu bergerak. Akan tetapi, jika mereka ternyata didiagnosis mengalami ADHD, dokter mungkin akan merekomendasikan sejumlah terapi untuk mengatasi perilaku anak yang tidak bisa diam.

Akomodasi lingkungan dan terapi perilaku keluarga merupakan terapi untuk anak tidak bisa diam yang efektif karena pendekatan ini memungkinkan anak mendapatkan timbal balik positif dengan segera.

Jika perilaku anak terlalu aktif dan impulsif sehingga berpotensi membahayakan, maka dokter dapat menyarankan kombinasi terapi dengan pemberian obat-obatan tertentu. Pastikan untuk lebih bersabar dalam mendidik anak aktif.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama